Kita semua adalah seorang pemimpin,samaada pemimpin pada masyarakat, keluarga ataupun kepada diri sendiri.setiap pemimpin perlu mempunyai sifat2 kepimpinan untuk menjamin kecemerlangan dalam memimpin sesebuah organisasi terutamanya. Panduan ini di petik daripada pidato khalifah Abu Bakar ra diantaranya:
1. Sifat rendah hati.
Pada hakikatnya kedudukan pemimpin itu tidak berbeza dengan kedudukan
rakyatnya @ orang yg dipimpinnya. Ia bukan orang yang harus diistimewakan.
Ia hanya sekadar orang yang harus didahulukan selangkah dari yang lainnya
kerana ia mendapat kepercayaan dalam memimpin dan memegang amanat.
Ia seolah pelanggan kepada siapa yg dipimpin olehnya yang diatas
bahunya terletak tanggungjawab besar yang mesti dipertanggungjawabkan.
Dan seperti seorang “partner” dalam batas-batas yang tertentu bukan
seperti “tuan dengan hambanya”. Kerendahan hati biasanya
mencerminkan persahabatan dan kekeluargaan, sebaliknya keegoan
mencerminkan sifat takabbur dan ingin menang sendiri.
2. Sifat terbuka untuk dikritik.
Seorang pemimpin haruslah terbuka untuk menerima kritikan-kritikan
sihat yang membangun dan konstruktif. Tidak seharusnya menganggap
kritikan itu sebagai hinaan orang yang mengkritik sebagai lawan yang
akan menjatuhkannya lantas dengan kekuasaannya menzalimi orang tersebut.
Tetapi harus diperlakukan kebersamaan dalam rangka meluruskan dari
kemungkinan buruk yang selama ini terjadi untuk membangun kepada
kebaikan dan kemajuan. Disinilah perlunya social-support dan social-control.
Prinsip-prinsip dukungan dan mengawal masyarakat ini bersumber dari
norma-norma islam yang diterima secara kukuh dari ajaran Nabi Muhammad Saw.
3. Sifat jujur dan memegang amanah.
Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan simpati rakyat
terhadapnya yang dapat membuahkan kepercayaan dari seluruh amanat yang
telah diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan amanat rakyat menjadi
kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan. Khalifah Umar bin Abdul Aziz
pernah didatangi puteranya ketika dia berada dikamarnya kemudian
bercerita tentang keluarga dan masalah yang terjadi dirumah. Seketika
itu Umar mematikan lampu ruangan dan si anak bertanya dari sebab
apa sang ayah mematikan lampu sehingga hanya berbicara dalam ruangan
yang gelap, dengan sederhana sang ayah menjawab bahawa lampu yang
kita gunakan ini adalah amanah dari rakyat yang hanya dipergunakan
untuk kepentingan pemerintahan bukan urusan keluarga.
4. Sifat berlaku adil.
Keadilan adalah konteks sebenar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
dengan tujuan demi kemakmuran orang yang dipimpinnya. Keadilan bagi
manusia tidak ada yang relatif. Islam meletakkan soal menegakkan keadilan
itu sebagai sikap yang seharusnya.Seorang pemimpin harus mampu menimbang
dan memperlakukan sesuatu dengan seadil-adilnya bukan sebaliknya berpihak
pada seorang saja-berat sebelah. Dan orang yang “lemah” harus dibela
hak-haknya dan dilindungi sementara orang yang “kuat” dan bertindak zalim
harus dicegah dari bertindak sewenang-wenangnya.
5. Komitmen dalam perjuangan.
Sifat pantang menyerah dan istiqamah dalam perjuangan bagi seorang
pemimpin adalah penting. Teguh dan terus Istiqamah dalam menegakkan
kebenaran dan keadilan. Pantang tergoda oleh rayuan dan semangat
menjadi orang yang pertama di depan musuh-musuh yang hendak
menghancurkan gerakan yang telah di sepakati bersama.
6. Bersikap demokratis.
Demokrasi merupakan “alat” untuk membentuk masyarakat yang madani,
dengan prinsip-prinsip segala sesuatunya dari rakyat untuk rakyat
dan oleh rakyat.Dalam term ini pemimpin tidak seenang-wenangnya
memutuskan sebelum adanya musyawarah yang mufakat. Sebab dengan
keterlibatan rakyat terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan
bersama akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi
baik buruknya akan ditanggung bersama-sama. Ibaratnya seorang imam
dalam solat yang telah batal maka tidak diwajibkan baginya untuk
meneruskan solat tersebut, tetapi ia harus keluar dari solat
sehingga salah seorang makmum yang berada dibelakang imam yang
harus menggantikannya.
7. Berbakti dan mengabdikan kepada Allah serta tuhan
Dalam hidup ini segala sesuatu takkan terlepas dari pandangan Allah,
manusia mampu berusaha semampunya dan sehebat-hebatnya namun yang
menentukannya adalah Allah. Hubungan seorang pemimpin dengan Tuhannya
wajib dititikberatkan pentingnya iaitu dengan berbakti dan mengabdi
kepada Allah. Semua ini dalam rangka memohon pertolongan dan redha
Allah semata-mata. Dengan sentiasa berbakti kepada-Nya terutama dalam
menegakkan solat lima waktu contohnya, seorang pemimpin akan mendapat
hidayah untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang keji dan tercela.
Selanjutnya ia akan mampu mengawasi dirinya dari perbuatan-perbuatan
hina tersebut, kerana dengan solat yang baik dan benar
menurut tuntunan ajaran Islam dapat mencegah manusia dari perbuatan
keji dan mungkar (lihat Q.S.Al Ankabuut :45 ). Sifat yang harus terus
ia aktualisasikan adalah redha menerima apa yang dicapainya. Syukur bila
meraih suatu keberhasilan dan memacunya kembali untuk lebih maju lagi
dan sabar serta tawakkal dalam menghadapi setiap tantangan dan rintangan,
sabar dan tawakkal ketika menghadapi kegagalan.
No comments:
Post a Comment